PT Bintang Lima Makmur Ancaman Bagi Suku Nuaulu
MALUKU, KAB. MALUKU TENGAH
Nomor Kejadian
:
004_AMAN-FWI_Himas
Waktu Kejadian
:
08-11-2015
Konflik
:
hutan
Status Konflik
:
Belum Ditangani
Sektor
:
Hutan Produksi
Sektor Lain
:
Investasi
:
Rp 0,00
Luas
:
24.550,00 Ha
Dampak Masyarakat
:
3.417 Jiwa
Confidentiality
:
Public
KETERLIBATAN
- Pt. Bintang Lima Makmur
- Negeri Sepa
KONTEN
Keberadaan PT Bintang Lima Makmur (BLM) di negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku untuk eksploitasi hutan selus 24.550 hektar adalah degradasi yang berakibat terhadap masyarakat adat. Bukan saja ancaman bagi kelestarian lingkungan, tapi juga eksistensi masyarakat suku Nuaulu. Karenanya, pemerintah perlu meninjau ulang ijin HPH tersebut.
Bagi suku Nuaulu, cuaca, hutan dan tradisi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kebudayaan mereka. Hubungan antara hutan dan suku Nuaulu sama-sama memiliki makna yang terjaga sejak suku itu mendiami pedalaman pulau Seram.
Belakangan, suku asli pulau Seram ini dikagetkan dengan kehadiran PT Bintang Lima Makmur yang akan mengekploitasi hutan seluas 24.550 hektar atas ijin pemerintah kabupaten Maluku Tengah, pemerintah provinsi Maluku dan Kementerian Kehutanan-RI.
Peta kerja perusahaan tersebut membagi kawasan hutan menjadi tiga blok. Blok pertama seluas 19.500 hektar, blok kedua 1.435 hektar dan blok ketiga 3.615 hektar yang berbatasan langsung dengan PT Albasia yang sebelumnya sudah beroperasi atas ijin pemerintah negeri Waraka.
Selama ribuan tahun, masyarakat adat telah hidup ketergantungan dengan tanah dan alam. Dimana, tanaman dan hewan adalah sumber hidup utama terutama bagi warga suku Nuaulu. Selain untuk keberlangsungan hidup, hutan bagi suku itu adalah sarana sakral.
Dalam kehidupannya, suku ini masih melangsungkan hidup secara tradisional, tidak begitu banyak dari mereka yang membutuhkan sarana canggih dalam bentuk mesin, pupuk. Tapi menghasilkan baham makanan dari sekadar yang dibutuhkan dengan cara seadanya untuk dikonsumsi.
(catatan: tanggal hanya perkiraan)
http://ambonekspres.fajar.co.id/2016/02/15/pt-bintang-lima-makmur-ancaman-bagi-suku-nuaulu/ ;
LAMPIRAN
--Tidak Ada Lampiran--
MALUKU, KAB. MALUKU TENGAH
Nomor Kejadian | : | 004_AMAN-FWI_Himas |
Waktu Kejadian | : | 08-11-2015 |
Konflik | : | hutan |
Status Konflik | : | Belum Ditangani |
Sektor | : | Hutan Produksi |
Sektor Lain | : | |
Investasi | : | Rp 0,00 |
Luas | : | 24.550,00 Ha |
Dampak Masyarakat | : | 3.417 Jiwa |
Confidentiality | : | Public |
KETERLIBATAN
- Pt. Bintang Lima Makmur
- Negeri Sepa
KONTEN
Keberadaan PT Bintang Lima Makmur (BLM) di negeri Sepa, Kecamatan Amahai, Kabupaten Maluku untuk eksploitasi hutan selus 24.550 hektar adalah degradasi yang berakibat terhadap masyarakat adat. Bukan saja ancaman bagi kelestarian lingkungan, tapi juga eksistensi masyarakat suku Nuaulu. Karenanya, pemerintah perlu meninjau ulang ijin HPH tersebut.
Bagi suku Nuaulu, cuaca, hutan dan tradisi merupakan bagian tak terpisahkan dari kehidupan kebudayaan mereka. Hubungan antara hutan dan suku Nuaulu sama-sama memiliki makna yang terjaga sejak suku itu mendiami pedalaman pulau Seram.
Belakangan, suku asli pulau Seram ini dikagetkan dengan kehadiran PT Bintang Lima Makmur yang akan mengekploitasi hutan seluas 24.550 hektar atas ijin pemerintah kabupaten Maluku Tengah, pemerintah provinsi Maluku dan Kementerian Kehutanan-RI.
Peta kerja perusahaan tersebut membagi kawasan hutan menjadi tiga blok. Blok pertama seluas 19.500 hektar, blok kedua 1.435 hektar dan blok ketiga 3.615 hektar yang berbatasan langsung dengan PT Albasia yang sebelumnya sudah beroperasi atas ijin pemerintah negeri Waraka.
Selama ribuan tahun, masyarakat adat telah hidup ketergantungan dengan tanah dan alam. Dimana, tanaman dan hewan adalah sumber hidup utama terutama bagi warga suku Nuaulu. Selain untuk keberlangsungan hidup, hutan bagi suku itu adalah sarana sakral.
Dalam kehidupannya, suku ini masih melangsungkan hidup secara tradisional, tidak begitu banyak dari mereka yang membutuhkan sarana canggih dalam bentuk mesin, pupuk. Tapi menghasilkan baham makanan dari sekadar yang dibutuhkan dengan cara seadanya untuk dikonsumsi.
(catatan: tanggal hanya perkiraan)
http://ambonekspres.fajar.co.id/2016/02/15/pt-bintang-lima-makmur-ancaman-bagi-suku-nuaulu/ ;
LAMPIRAN
--Tidak Ada Lampiran-- |